foto diriku

foto diriku
diriku difoto

Jumat, 27 Agustus 2010

bab 3

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

Bab ini membahas semua kebutuhan pemakai dan meletakkan dasar-dasar untuk proses perancangan perangkat lunak. Bab ini juga menjabarkan tentangspesifikasi perangkat lunak untuk memecahkan persoalan. Pembahasan meliputi gambaran umum perusahaan, analisis fungsional, perancangan data, perancangan antarmuka, spesifikasi program, dan kendala.

 

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk disana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.Sarana angkutan jalan,Kereta api Lainnya – Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di desa.

Terminal Peti Kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas (Unit Terminal Container disingkat secara umum "UTC") yang lebih besar lagi.

Terminal Peti Kemas (UTC) pertama di Indonesia terletak di Pelabuhan III Timur Tanjung Priok, Jakarta. Peresmian pengoperasiannya pada tanggal 20 Mei 1981.

 

 

v  Terminal Peti Kemas Terdiri :

·         Dermaga untuk sandar.

·         Lapangan penumpukan

·         Derek raksasa

 

Terminal peti kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta,Bojonegara di Cilegon, TPS di Surabaya, TPK Semarang, TPK Belawan.Peti kemas (Ingggris: ISO container) adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal petikemas laut.

Berat maksimum peti kemas muatan kering 20 kaki adalah 24,000 kg, dan untuk 40 kaki (termasuk high cube container), adalah 30,480 kg. Sehingga berat muatan bersih/payload yang bisa diangkut adalah 21,800 kg untuk 20 kaki, 26,680 kg untuk 40 kaki.Salah satu keunggulan angkutan peti kemas adalah intermodalitynya dimana peti kemas bisa diangkut dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal petikemas. Hal inilah yang menyebabkan peralihan angkutan barang umum menjadi angkutan barang dengan menggunakan peti kemas yang menonjol dalam beberapa dekade terakhir ini. Hal ini juga terlihat pada pelabuhan-pelabuhan kecil yang sudah menunjukkan trend peralihan ke peti kemas karena alasan keekonomian terutama dalam kaitannya kecepatan bongkar muat dan biaya yang lebih rendah.Berbagai variasi bentuk peti kemas digunakan untuk barang-barang yang spesifik namun menggunakan ukuran yang standar untuk mempermudah handling dan perpindahan moda angkutan.

 

v  Jenis Peti Kemas

·         Peti kemas barang umum untuk diisi kotak-kotak, karung, drum, palet dls, jenis yang paling banyak digunakan

·         Peti kemas tabung gas

·         Peti kemas tangki untuk curah cair

·         Peti kemas berventilasi untuk barang organik yang membutuhkan ventilasi

·         Peti kemas Generator

·         Peti kemas berpendingin

·         Peti kemas terbuka untuk pengakutan barang curah

·         Peti kemas yang diperlengkapi dengan isolasi

·         Peti kemas dengan pintu disamping

·         Collapsible ISO

 

Jenis peti kemas tabung gas, tangki, generator biasanya tidak dilengkapi dengan dinding samping, depan belakang dan atas.

Terminal Peti Kemas Gedebage adalah salah satu jenis terminal peti kemas yang berada di Kota Bandung. Terminal Peti Kemas Gedebage memilik fungsi yang sama seperti pelabuhan (port) tetapi karena berada di darat, sehingga disebut pelabuhan darat ( dryport). Pembentukan Terminal Peti Kemas Gedebage Bandung ( TPKB ) , berdasarkan Keppres RI nomor 52 tahun 1987, tanggal 22 desember 1987, fungsi TPKB adalah sebagai pelabuhan laut yang terbuka untuk perdagangan luar negeri ( ekspor/impor) dengan code port 476. Sebagaimana lazimnya suatu pelabuhan laut, maka di TPKB juga telah ada instansi pemerintah / BUMN / mitra kerja yang telah beroperasi  memberikan pelayanan jasa / fasilitas yaitu :

                                i.            Kantor Administrator Terminal Peti Kemas Gedebage Bandung

                              ii.            Kantor Pengawasan dan Pelayanan Nea dan Cukai Type A Bandung.

                            iii.            Wliker Karantina Tumbuhan

                            iv.            Jasa Pengurusan Transportasi ( JPT )

                              v.            Ekspedisi Muatan Kapal Laut ( EMKL )

                            vi.            Perusahaan Pelayaran

                          vii.            Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat ( TKBM)

                        viii.            Perusahaan bongkar muat ( PBM )

                            ix.            Dan lain-lain.

 

 

 

 

v  Kantor Administrator Terminal Peti Kemas Gedebage berperan sebagai :

1.      Sarana penunjang kegiatan angkutan atau perpindahan peti kemas ekspor dan impor melalui kereta api dari dan menuju ke Tanjung Priok.

2.      Sarana penunjang kegiatanangkutan peti kemas melalui Trucking (Trailers).

3.      Membantu perputaran roda perdagangan dan pengembangan industri daerah sekitarnya.

4.      Memperluas usaha dan kesempatan kerja.

v  Dasar Hukum

1.      Kepres nomor : 52 tahun 1987, tanggal 22 September 1998, tentang peti kemas.

2.      Kep.Menhub nomor : 278/HK. 602/PHB-87, tentang organisasi dan tata kerja kantor administrator terminal peti kemas.

3.      Kep.Menhub nomor : 279/KA.101/PHB-87, tanggal 23 Desember 1987, tentang penetapan stasiun kereta api Gedebage di propinsi Jawa Barat sebagai terminal peti kemas.

4.      SKB, Memperdag, Menkeu dan Gubernur BI nomor : 330/KPD/XII/87, 847/KMK.01/KEP/GBI, tanggal 23 Desember 1987 tentang tata laksana ekspor dan impor di terminal peti kemas.

5.      Kep.Menhub nomor : KM.16 tahun 2002 tentang organisasi dan tata kerja kantor administrator terminal peti kemas.

6.      Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor : KEP-54/BC/2004, tentang penunjukan terminal peti kemas Gedebage Bandung sebagai pelabuhan muat barang ekspor.

7.      Permenhub nomor : KM. 33 tahun 2006, tentang organisasi dan tata kerja kantor administrator terminal peti kemas pada stasiun kereta api Gedebage Bandung, pada stasiun kereta api Jebres – Surakarta dan pada stasiun kereta api Rambipuji – Jember.

 

 

v  Visi

 

Terwujudnya Sistem Transportasi Kota yang lebih baik untuk mendukung Kota Bandung sebagai Kota Jasa Yang Bermartabat.

                                   

v  Misi

Pengembangan sarana perdagangan guna menunjang peningkatan kelancaran arus angkutan barang untuk tujuan ekspor-impor dengan cara pengemasan khusus untuk tempat – tempat tertentu di daratan yang berfungsi sebagai pelabuhan.

 

v  Fungsi Kantor Administrator Terminal Peti Kemas Gedebage Bandung

§  Menyusun rencana kerja dan program kerja Kantor Administrator Terminal Peti Kemas Gedebage Bandung.

§  Koordinasi kelancaran pelaksanaan kerja operasional angkutan peti kemas yang meliputi kegiatan bea dan cukai, karantina angkutan dan unit kerja lainnya.

§  Pengawasan kelaikan fasilitas  dan keselamatan kegiatan bongkar muat peti kemas di daerah lingkungan kerjaterminal peti kemas.

§  Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan kelaikan saran dan prasarana kereta api dalam menyangkut peti kemas dari dan ke pelabuhan tujuan.

§  Pemantauan pelaksanaan penumpukan, pergudangan muatan peti kemas di daerah lingkungan kerja terminal peti kemas.

§  Pelaksanaan keamanan dan ketertiban di daerah lingkungan kerja terminal peti kemas.

 

 

 

 

 

3.1.2 Struktur Organisasi

            Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan nomor : 33 tahun 2006 tanggal 14 Juli 2006, tentang susunan organisasi dan tata kerja Kantor Administrator Terminal Peti Kemas Gedebage Bandung sebagai berikut :

1.      Kantor Administrator Terminal Peti Kemas Gedebage Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Kantor Administrator Terminal Peti Kemas.

2.      Kepala Kantor Administrator Terminal Peti Kemas Bandung di dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Kasubbag Tata usaha dan Para Kepala Seksi dan kelompok jabatan fungsional.

 

 

 

 

 

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR ADMINISTRATOR TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

 

KEPALA KANTOR

 
           

 

 

 

 


                                                                                   

 

KEPALA SEKSI ADMINISTRASI ANGKUTAN

 

KEPALA SEKSI FASILITAS TERMINAL

 

KEPALA SEKSI TEKNIS OPERASIONAL

 
 

 

 


Gambar 3.1 Struktur Organisasi

 

 

 

 

3.2 Analisis Fungsional

Dalam pembuatan program aplikasi ini, penulis terlebih dahulu melakukan perancangan Database. Algoritma / Spesifikasi program, dan memperkirakan kebutuhan akan Hardware dan Software yang akan dibutuhkan dalam penggunaan program aplikasi yang akan dibuat.

Setelah diketahui latar belakang masalah dan teori tentang permasalahan pada tahap akhir ini penulis melakukan pembahasan masalah dengan analisa dan dokumen data yang lama untuk dinormalisasikan dari Unnormalizer menjadi normalisasi di implementasikan kedalam model data fisik pada perancangan database.

 

3.2.1.1 Dokumen Sumber Data

Data yang diterima dari perusahaan yang penulis terima berupa sebuah lembar faktur gaji karyawan. Disini ditekankan pula bahwa diperusahaan dimana penulis melaksakan praktek kerja lapangan mencoba untuk menguraikan dan melengkapi sumber data yang penulis terima.

Hal ini sangat penting karena untuk membuat sebuah program aplikasi yang behubungan dengan database haruslah mempunyai landasan sumber data yang terperinci, dan juga data tersebut dinilai tidak lengkap untuk diaplikasikan kedalam perancangan database oleh karena itu penulis melengkapinya, sehingga dapat dinormalisasikan kedalam sebuah aplikasi database.

 

3.2.1.2 Definisi – Definisi

 

1. Entity

Obyek / sesuatu yang menarik untuk diperhatikan dan dapat diidentifikasi secara uniq. Suatu entity ( entitas) data adalah segala sesuatu yang nyata atau abstrak, yang datanya kita simpan. Tipe entity dibagi ke dalam 4 (empat) kelas, yaitu :Role (peran), events (kejadian), location (lokasi), tangible things / concepts ( sesuatu yang tidak nyata / konsep ). Contoh : pegawai, pembayaran. Contoh detail dari suatu entity disebut instance. Contoh : pegawai bernama shendy.

 

2. Attribut

Sebuah obyek / sesuatu yang oleh organisasi diidentifikasi sebagai suatu keberadaan yang independen (mandiri). Suatu attribute data adalah karkteristik umum yang dimilki semua instance dalam suatu entity tertentu. Nama lain attribute adalah property, elemen data, field. Contoh : nis, nama, alamat, sekolah adalah attribute dari entity siswa. Sebuah attribute atau kombinasi attribute yang mengidentifikasi secara uniq satu dan hanya satu instance sebuah entity disebut primary key atau identifier.

Macam –macam attribute yaitu :

·         Attribute sederhana yang terdiridai satu komponen tunggal yang keberadaannya mandiri.

·         Attribute komposit yang terdiri atas lebih dari satu komponen.

·         Attribute turunan yang mempersentasikan nilai-nilai yang dapat diturunkan dari sebuah attribute(kumpulan attribute)lain yang berasosiasi dengannya.

·         Domain attribute yaitu himpunan dari semua nilai abash/legal yang dapat dimiliki attribute tersebut.mencakup satuan besaran, dimensi tipe dan jumlah karakternya.

3. Data Value

Data value adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada setiap elemen atau attribut. Atribut nama karyawan menunjukkan tempat dimana informasi nama karyawan disimpan, sedang Data value adalah nama dari data masing – masing karyawan tersebut.

4. Record / Tuple

            Kumpulan elemen – elemen yang saling berkaitan menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Satu record memiliki satu data atau satu informasi tentang seseorang, misalnya nomor karyawan, nama karyawan, alamat, kota, tanggal masuk, dan lain sebagainya.

 

 

 

 

5. Primary Key

            Adalah kunci kandidat yang dipilih sebagai penentu tunggal. Setiap relasi harus mempunyai kunci primer. Bila tidak ada satupun kunci kandidat pada sebuah relasi, maka harus diciptakan attribute baru untuk tujuan tersebut.Setiap Tuple (Record) dalam relasi / tabel harus memiliki Key (Kunci) yang memiliki sifat, sebagai berikut :

 a.  Mengidentifikasikan secara unik setiap Tuple (Record) tersebut.

 b. Jika bagian dari Key (kunci) dibuang, maka akan merusak sifat   identifikasi unik tersebut.

6. Composite Key

Kunci yang merupakan gabungan beberapa attribute.

8. Foreign Key

Attribute pada sebuah relasi diman attribute tersebut bukan kunci utama relasi tersbut,melainkan kunci utama (atau bagian dari kunci utama) pada relasi yang lain.

9. File

            File merupakan kumpulan record – record sejenis yang memiliki panjang elemen yang sama dan Attribut yang sama. Namun berbeda Data Valuenya atau informasinya.

10. Database

            Kumpulan file – file yang memiliki kaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk satu bangun data untuk menginformasikan suatu batasan tertentu. Bila terdapat file yang lainnya, maka file tersebut bukanlah kelompok dari database, ia akan membentuk satu database tersendiri.

            11. Database Manajemen Sistem (DBMS)

            Merupakan file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk mengelolanya, maka disebut sebagai DBMS. Database adalah kumpulan datanya, sedangkan program pengelolaanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk mengisi data, membaca, menghapus, melaporkan data dalam Database.

 

 

3.3  Perancangan Data

3.3.1 Normalisasi

Normalisasi pertama kali diperkenalkan oleh E.F. Codd pada tahun 1972. Normalisasi adalah proses penegelompokan data ke dalam bentuk tabel atau relasi untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah di modifikasi.

Tujuan normalisasi :

·         Menjaga seluruh informasi

·         Memaksimalkan fleksibilitas

·         Menyajikan suatustruktur sehingga seluruh data ada tempatnya

·         Menghilangkan redudansi kecuali kunci- kunci

·         Mampu beradaptasi terhadap perubahan data

Anomali Data :

·         Anomali Insert yaitu tidak adanya tempat untuk menyimpan informasi tentang entitas khusus sampai relasinya terhadap entitas yang lain ada.

·         Anomali Delete yaitu penghapusan satu record tertentu mungkin akan menghapus seluruh informasi tentang peristiwa entitas tersebut.

·         Anomali Upadate yaitu jika nilai dari satu attribute berubah, maka akan harus mengubah attribut di banyak tempat.

Ada beberapa bentuk Normalisasi, yaitu :

a. Normalisasi I

Merubah bentuk tabel tidak normal (unormalized table) menjadi bentuk normal. Bentuk Normal I sebagai relasi yang tidak mengandung group berulang (Repeating Group).

      b. Normalisasi II

         Dibuat berdasarkan fully functional dependency ( ketergantungan fungsional penuh). Sebuah Relasi dalam bentuk Normal II, jika relasi tersebut dalam bentuk Normal I serta seluruh attribut / field / (Non Primary Key) tergantung secara fungsional sepenuhnya pada Primary Key (tidak hanya tergantung pada sebagian Primary Key).

 

 

c. Normalisasi III

         Suatu Relasi disebut dalam Normal III, jika relasi tersebut sudah dalam bentuk Normal II dan setiap attribut tidak tergantung secara transitif pada Primary Key.

d. Normalisasi IV

         Suatu relasi disebut dalam bentuk Normal IV, jika relasi tersebut sudah dalam bentuk Normal III dan seluruh attribut yang bukan Primary Key tidak tergantung bernilai banyak (Multivalued Dependencies) kepada Primary Key-nya.

Penulis merancang beberapa dokumen tersebut di atas yang akan dihasilkan oleh program aplikasi ini. Dari rancangan laporan tersebut penulis melakukan normalisasi sebagai berikut :

Master

Bulan

NIP

Masuk

Sakit

Ijin

Alpa

Lembur

Potongan

 

Jabatan

Kode Jabatan

Gaji Pokok

Tunjangan Jabatan

 

 

 


Karyawan

NIP

Nama                                                    

Kode Jabatan

Golongan

Status                                  

 

 

Golongan

Golongan

Tunjangan suami/istri

Tunjangan anak

Uang makan

Lembur

Askes

                                                              

 

 

 

 

Gambar 3.2 Relation Ship

 

 

 

 

 

 

 

Nama Table : Karyawan

Nama Field

Deskripsi

Tipe Data

Ukuran

Format

NIP

NIP

 Primary Key

Text

8

8 digit angka, dengan format:

0911 0001

 

  No.urut Karyawan

Nama

 

Text

30

 

Kode Jabatan

 

Text

10

 

Golongan

 

Text

10

 

Status

 

Text

10

 

 

Nama Table : Jabatan

Nama Field

Deskripsi

Tipe Data

Ukuran

Format

Kode Jabatan

Kode Jabatan

Primary Key

Text

3

3 digit huruf

Gaji Pokok

Gaji Pokok

Currency

 

 

Tunjangan Jabatan

Tunjangan Jabatan

Currency

 

 

 

Nama Table : Golongan

Nama Field

Deskripsi

Tipe Data

Ukuran

Format

Golongan

Golongan

Number

 

 

Tunjangan Suami/Istri

 

currency

 

 

Tunjangan Anak

 

currency

 

 

Uang Makan

 

currency

 

 

Lembur

 

currency

 

 

Askes

 

currency

 

 

 

 

 

Nama Table : Master

Nama Field

Deskripsi

Tipe Data

Ukuran

Format

NIP

NIP

 Primary Key

Text

8

8 digit angka, dengan format:

0911 0001

 

  No.urut Karyawan

Bulan

 

Text

30

 

Masuk

 

Text

10

 

Ijin

 

Text

10

 

Alpa

 

Text

10

 

Lembur

 

currency

10

 

Potongan

 

currency

10

 

 

 

 

3.4. Perancangan Prosedural

3.4.1 Algoritma/Spesifikasi Program

 

Nama Modul   : Input Karyawan

Kegunaan        : Menginput Karyawan

Input               : Karyawan, Nip, Nama, kode jabatan, golongan,status

Output             : Karyawan

Algoritma        :

                         If Karyawan > 0 Then

                                    Print Karyawan

Else    

            Print “Karyawan Tidak Ada”

End If

 

3.5  Kendala

  1. Pencatatan laporan penggajian karyawan masih menggunakan sistem manual atau belum komputerisasi, karena terbatasnya fasilitas perangkat lunak untuk program aplikasi.
  2. Masih banyak arsip-arsip tentang pembuatan laporan penggajian karyawan yang harus dicari terlebih dulu dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
  3. Minimnya aplikasi program komputer saat akan melakukan penginputan data karyawan
  4. Lambatnya kinerja database saat melakukan pencarian nama karyawan yang sudah menerima gaji ataupun belum.
  5. Belum adanya backup data untuk aplikasi database yang akan disimpan.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar